mendikbud sosialisasikan kurikulum 2013
Mendikbud Muhammad Nuh, mensosialisasikan Kurikulum 2013 pada hari
Sabtu, 1/12, di Gedung Rektorat UNY. Mendikbud mensosialisasikan
Kurikulum 2013 dihadapan segenap pengampu kebijakan dan stake holder
pendidikan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mendikbud
memulai presentasinya dengan memaparkan alasan diperlukannya
pengembangan kurikulum pendidikan. Alasan yang ia kemukakan terbagi
dalam empat aspek, yakni tantangan masa depan, kompetensi masa depan,
fenomena negatif yang mengemuka, serta persepsi masyarakat.
Dalam
hal tantangan masa depan, Mendikbud menyatakan bahwa Globalisasi
menjadi salah satu alasan pokok, disamping terdapat alasan lain, seperti
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi
ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri
kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor
pendidikan, serta hasil TIMSS dan PISA.
"Dari hasil Trends in
International Math and Science Survey (TIMSS) tahun 2007 yang
diselenggarakan oleh Global Institute, diketahui bahwa hanya 5% siswa
Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam kategori tinggi dan
advance yang memerlukan reasoning, sedangkan 71% siswa Korea sanggup.
Dalam perspektif lain, 78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan
soal-soal dalam kategori rendah, yakni hanya memerlukan knowing, atau
hafalan. Oleh karenanya, perlu adanya pengembangan kurikulum yang
menuntut penguatan reasoning", jelas Mendikbud.
Oleh karenanya,
pada Kurikulum 2013, akan lebih difokuskan pada peningkatan efektivitas
pembelajaran, yang meliputi efektivitas interaksi, efektivitas
pemahaman, efektivitas penyerapan, dan transformasi nilai.
"Pada
kurikulum 2013, kami merancang adanya pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui mengamati, menyimak, melihat, membaca,
mendengar, menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan. Artinya, dari
siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu. Selanjutnya penilaian akan
terfokus pada kemampuan proses, nilai dan pengetahuan, serta kemampuan
menilai sendiri. Sehingga ada perubahan pada proses penilaian dari
kurikulum sebelumnya, yakni dari berfokus pada pengetahuan melalui
penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan
output", ungkapnya.
Dengan demikian, diharapkan pengembangan
kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif,
kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi, demi menghasilkan generasi emas di ulang
tahun Indonesia yang ke-100 pada tahun 2045 kelak.
Kurikulum
baru 2013 turut mengubah sistem pendidikan untuk setingkat sekolah
menengah atas. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, pelajar
SMA tidak lagi dibingungkan dengan adanya penjurusan eksakta, sosial,
maupun bahasa. "Anak-anak akan dibebaskan memilih pelajaran yang
disukai," kata Nuh.
Menurut Nuh, pendidikan di sekolah
lebih baik tidak ada spesialisasi. Alasannya, fakta di lapangan untuk
mencari kerja atau meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya tidak ada
syarat berasal dari lulusan IPA, IPS, maupun bahasa. "Anak IPS bisa
masuk teknik, anak IPA bisa masuk ekonomi, asal lulus ujian masuk," kata
Nuh.
Penjurusan, menurut Nuh, kadang menimbulkan
bentuk diskriminasi. Ia menuturkan ada stigma khusus untuk jurusan
tertentu yang menimbulkan kemudahan atau hambatan bagi jurusan lain.
Misalnya, untuk anak lulusan IPA dianggap lebih pintar dan bisa masuk ke
semua jurusan, sedangkan IPS dan Bahasa dianggap tidak mampu.
Dengan kurikulum baru ini, Nuh yakin tidak khawatir ada mata pelajaran
yang kosong karena pelajar bisa memilih sesuai yang diminati. "Banyak
siswa yang ambil mata pelajaran x, tapi sedikit yang ambil mata
pelajaran y, itu terserah," kata Nuh. Namun, ia tetap meyakinkan ada
mata pelajaran wajib yang masih harus diambil setiap pelajar SMA dan
sederajat.
Kurikulum baru akan mulai diperlakukan
tahun ajaran baru 2013/2014. Beberapa mata pelajaran dilebur dengan yang
lain, dibuat lebih integrasi dan holistik. Untuk mata pelajaran SD yang
semula 10 menjadi 6, sedangkan SMP dari 12 menjadi 10. DI lain pihak,
pelajar SMA dibebaskan memilih pelajaran yang disukai. Metode pengajaran
dibuat untuk merangsang keaktifan siswa. Diharapkan kurikulum
pendidikan baru ini dapat menjawab tantangan zaman.
Sumber : pendidikan-diy.go.id , http://forum.detik.com/
0 Response to "mendikbud sosialisasikan kurikulum 2013"
Posting Komentar